Rabu, 08 Januari 2020

Resensi buku "Soedirman seorang panglima, seorang martir"

Resensi Buku

Judul buku : Soedirman seorang panglima, seorang martir
Jumlah halaman : 160 hal
Penerbit : Tempo
Penulis : tim penulis khusus buku Soedirman Tempo
Pencetakan : PT Gramedia, Jakarta 2012
Cetakan : ke 7 tahun 2017
Ukuran buku 16x 23

Sinopsis

          Soedirman adalah pahlawan Indonesia, seorang panglima jendral TKR dengan taktik perang gerilyanya. Panglima jendral Soedirman sebelum  ia jabat adalah seorang  guru yang akhirnya diangkat sebagai kepala sekolah di tempat sekolah buatan jepang yang akhirnya di tutup. Dalih penutupan itu Soedirman di suruh jepang untuk membujuk mengikuti kemauan jepang, tetapi Soedirman malah membangkang bukannya dia memenuhi tugas dari jepang tersebut malahan dia mengajak warga desa untuk tidak membayar upeti lagi jika kondisi keluarga nya sedang benar benar kekurangan. Singkat cerita, Setelah berlatih militer selama beberapa bulan bersama PETA, dia memutuskan untuk jadi prajurit. Sebelum bergabung dengan tentara Indonesia, dia sendiri sempat ragu karena merasa fisiknya cacat. Istrinya pun khawatir. Karena tempurung lutut Soedirman ini bergeser dan mata kirinya sedikit buram. Beberapa tahun kemudian ada panggilan perang bersama isdiman yang  akhirnya isdiman gugur, dan soediman diangkat menjadi panglima jendral TKR, singkat cerita Langkah perang gerilya ini diambil beliau karena tak sepaham dengan perintah Soekarno dan Mohamad hatta, beliau di suruh untuk tetap tinggal di Yogyakarta, karena pada saat itu belanda sudah turun di Yogyakarta. Namun Soedirman mengelak perintah Soekarno dan moh hatta terkait utusan untuk jangan meninggalkan Yogyakarta, sehingga Soedirman tetap melaksanakan rencana untuk bergerilya. Soedirman memiliki alasan untuk membantah pernyataan Soekarno dan moh hatta tersebut, karena selrang jendral perang jika di tangkap belanda akan berakibat fatal. Sehingga dia memutus kan unyuk berangkat bergerlya dengan tuberkolosis yang menggerogoti paru paru nya. Setelah berbulan bulan bergerilya, Soedirman di suruh pulang Soekarno, akhirnya dia manut sehingga beliau mau kembali ke Yogyakarta. Karena pada saat itu kondisi Yogyakarta sudah netral Soekarno dan hatta juga sudah kembali setelah penangkapan yang membuat mereka di asingkan. Panglima jemdral akhirnya di rawat di RS, sampai akhirnya beliau meninggal dunia...

     Kelebihan buku ini adalah mudah di pahami, dan masuk di bayangan pembaca sehingga seolah olah saya ikut dalam cerita tersebut, model tulisan yang cukup jelas, warna kertas yang baik, dan isi buku ini sangat detail, yang dulu kita belajar Soedirman hanya sebatas beliau ber gerilya, berbeda dengan isi buku ini yang menceritakan Soedirman secara luas. Dan ada penambahan foto di buku ini yang membuat buku ini lebih hidup.
      Kekurangan dari buku ini adalah yang saya baca ini masih kurang terstruktur sehingga membuat bosen.